Environmentallca.my.id-
Jakarta, CNBC Indonesia – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) resmi menurunkan target penjualan dari 1,1 juta unit menjadi 850 ribu unit. Penurunan target itu tidak lepas dari menurunnya penjualan sepanjang satu tahun terakhir.
Meski demikian, Marketing Director dan Corporate Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Sri Agung Handayani tetap optimistis target terbaru yang dicanangkan bisa tercapai.
“Kalau wholesale kan sampai sekarang 710.406 unit. Kalau 850.000 berarti sisanya kan kurang lebih 140.000 unit, jurang lebih 140.000 Berarti 2 bulan kan, 70.000-70.000, rata-rata kemarin 71.000. Kalau wholesale sih rasanya keuber,” kata Agung dikutip Jumat (29/11/2024).
Sepanjang Januari-Oktober 2024 angka wholesales atau penjualan dari pabrikan ke diler lebih kecil dibandingkan penjualan ritel atau dari diler ke konsumen. Artinya target penjualan ritel bisa lebih mudah diperoleh.
“Tapi Insyaallah kalau ritel bisa lebih baik lagi. Kalau ritel tuh kan achievementnya itu sudah, kalau nggak salah 730.637 unit, Insyaallah bisa lebih besar daripada wholesales, lebih optimis,” sebut Agung.
Ia berharap dengan pemerintahan baru ini, ekonomi masyarakat bisa lebih baik dengan melihat dari beberapa analisa, dimana makroekonomi tergolong baik.
Saya rasa pertumbuhan yang diharapkan mungkin perekonomian bukan cuma di kota besar nih, Harapannya bisa sampai ke daerah. Tahu kan jualan Daihatsu tadi bukan saja di kota provinsi, tapi kita juga sampai ke kabupaten. Harapannya sih pertumbuhan ekonominya bisa lebih bagus, lapangan pekerjaan yang dibuka lebih banyak, sehingga memiliki punya buying power yang lebih baik lagi,” ujar Agung.
Cuma 500.000 Unit
Sementara itu, tengah penjualan mobil di dalam negeri yang terus menyusut, bahkan diprediksi hanya menyentuh 850.000 unit sampai akhir tahun 2024 nanti. Jauh di bawah target awal yang dipatok 1,1 juta unit. Dan tahun 2023 yang mencapai
Dan tahun 2025, penjualan mobil nasional diprediksi bisa anjlok jadi hanya mampu laku 500.000-an unit. Jika pemerintah tetap memberlakukan PPN 12%, dan akibat adanya opsen pajak kendaraan bermotor yang berpotensi naik.
Meski, pemerintah juga tengah memberikan insentif pemutihan pajak kendaraan bermotor (PKB).
“Situasi kolapsnya Saab, MG di Eropa, GM di AS, dan nasib sama yang dialami pabrik-pabrik Suzuki dan Subaru serta Honda yang mengurangi kapasitas produksinya secara signifikan di Thailand seharusnya menjadi alarm bagi Indonesia untuk lebih berhati-hati mengambil kebijakan terkait industri otomotif,” kata Pengamat Otomotif Yannes Martinus Pasaribu kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (28/11/2024).
(dce)
Next Article
Penjualan Mobil RI Jeblok, Bos Pengusaha Buka-bukaan Kondisi Terbaru
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnbcindonesia.com/news/20241129111233-4-592092/2024-sisa-sebulan-daihatsu-buka-suara-nasib-penjualan-mobil-ri