Environmentallca.my.id-
Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menyerang “pusat-pusat pengambilan keputusan” di ibu kota Ukraina, Kyiv dengan rudal hipersonik baru Rusia. Ini ditegaskannya beberapa jam setelah Moskow menghantam jaringan energi Ukraina dalam sebuah serangan yang menyebabkan satu juta orang kehilangan aliran listrik.
Sebelumnya, sumber Ukraina menyebut Rusia menembakkan lebih dari 90 rudal dan sekitar 100 pesawat nirawak (drone) selama serangan itu. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak sekutu-sekutunya untuk memberikan tanggapan tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai “pemerasan” Rusia.
Mengutip AFP, Jumat (29/11/2024), Putin mengatakan pemboman baru itu merupakan tanggapan terhadap serangan Ukraina di wilayahnya dengan rudal-rudal Barat. Perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun itu telah mengalami eskalasi tajam dalam beberapa hari terakhir, dengan kedua belah pihak mengerahkan senjata baru dalam upaya untuk menang sebelum Presiden terpilih AS Donald Trump memangku jabatan pada bulan Januari.
“Kami tidak mengesampingkan penggunaan Oreshnik terhadap militer, industri militer, atau pusat pengambilan keputusan, termasuk di Kyiv,” kata Putin dalam konferensi pers di ibu kota Kazakhstan, Astana, mengacu pada rudal hipersonik tersebut.
Kyiv sendiri memang punya distrik pemerintahan, sebuah area tempat beberapa gedung pemerintahan berada yang dilindungi dengan keamanan ketat. Kekhawatiran terhadap serangan di wilayah itu sebenarnya sudah meningkat selama seminggu terakhir.
Perlu diketahui, Rusia minggu lalu menguji rudal balistik Oreshnik barunya di Ukraina. Putin membanggakannya pada hari Kamis dan menyebut “menembakkan beberapa senjata sekaligus akan memiliki kekuatan yang setara dengan serangan nuklir, atau hantaman meteorit”.
“Serangan semalam itu merupakan respons terhadap serangan berkelanjutan di wilayah kami oleh rudal ATACMS (AS),” ujar Putin lagi menyebut serangan Rusia ke Ukraina yang terbaru.
“Seperti yang telah saya katakan berulang kali, akan selalu ada respons dari pihak kami,” tambahnya.
Musim Dingin yang Berat
Serangan Rusia itu terjadi saat Ukraina bersiap menghadapi musim dingin yang berat. Pasalnya sebagian besar infrastruktur energinya telah rusak akibat perang selama hampir tiga tahun, dan saat pasukan Rusia maju di Ukraina timur.
Ketegangan meningkat selama beberapa minggu terakhir karena kedua belah pihak berupaya mengamankan keuntungan di medan perang menjelang pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada bulan Januari 2025. Trump sendiri telah berjanji mengakhiri perang di Eropa itu setelah pelantikannya.
Serangan Rusia Kamis dini hari menyebabkan lebih dari setengah juta orang di wilayah Lviv barat Ukraina terputus dari aliran listrik. Ini juga terjadi di wilayah Rivne barat dengan 280.000 orang terdampak dan di wilayah Volyn barat laut dengan 215.000 orang terkena padam listrik.
“Serangan Rusia menimbulkan kerusakan di 14 wilayah di seluruh negeri, dengan wilayah Barat negara itu terkena dampak paling parah,” kata otoritas kelistrikan setempat.
Kementerian energi mengatakan itu adalah serangan besar-besaran Rusia ke-11 terhadap infrastruktur energi sipil Ukraina tahun ini. Seorang pejabat senior PBB, Rosemary DiCarlo, bulan ini memperingatkan serangan Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina dapat membuat musim dingin ini menjadi “yang paling keras sejak dimulainya perang”.
“Ubah Apapun Jadi Debu” & “Suhu Bak Permukaan Matahari”
Sementara itu, sejak Moskow mengejutkan Barat dan Kyiv dengan menguji rudal balistik barunya Oreshnik di kota Dnipro minggu lalu, pejabat Rusia telah memuji kekuatan senjata itu. Di Astana, Putin mengatakan Oreshnik dapat mengubah apa pun “menjadi debu” dan menghantam pada suhu yang sebanding dengan “permukaan matahari”.
Ia mengatakan Rusia dipaksa”untuk menguji (senjata) itu dalam kondisi pertempuran setelah serangan pertama Kyiv di wilayah Rusia menggunakan ATACMS. Putin mengatakan pada hari Kamis bahwa Oreshnik dapat melaju “sekitar tiga kilometer per detik” seraya mengklaim Rusia mengetahui berapa banyak senjata jarak jauh yang diberikan kepada Kyiv dan di mana lokasinya.
Sebelumnya eskalasi perang Rusia dan Ukraina dikhawatirkan berubah menjadi perang dunia 3 (PD 3) ataupun perang nuklir. Sesaat setelah ATACMS diizinkan dipakai Ukraina menyerang ke dalam Rusia oleh pemerintah Presiden AS saat ini, Joe Biden, Putin merubah dekrit nuklirnya yang memungkinkan serangan ke negara Barat yang membantu Kyiv.
(sef/sef)
Next Article
Rusia Bersiap Gunakan Senjata Nuklir, Perang Dunia 3 Pecah?
Artikel ini merupakan Rangkuman Ulang Dari Berita : https://www.cnbcindonesia.com/news/20241129055109-4-592002/gerbang-pd-3-makin-terbuka-putin-ancam-tembak-rudal-hiperonik